Bali (7/12) – Menjadi gebrakan baru dari TRI Cycle, Sustainability Fashion Fest 2024 (SFF 2024) akhirnya diadakan di La Brisa Canggu pada Sabtu, 7 Desember 2024. Acara ini merupakan festival fesyen pertama yang mengusung ide keberlanjutan lingkungan di dalamnya. Mengusung tema #WearTheChange dengan tagline look good, do good, feel good, diharapkan festival ini dapat menjadi ruang kolaborasi antara penggiat, pemain industri, maupun konsumen fesyen untuk lebih peduli pada usaha-usaha mengurangi limbah fesyen.
Pentingnya ruang kolaborasi ini diungkapkan oleh Syera A. Buntara selaku Project Coordinator for ASEAN Social Enterprise Development Programme. “Saya sangat senang karena ini merupakan kali pertama SFF diadakan di Indonesia. Selain itu, acara ini selaras dengan program ASEAN Foundation juga mendukung keberlanjutan, dimana saya mengharapkan melalui acara ini masyarakat lebih aware mengenai fashion yang sustainable.”
Hal ini juga diamini oleh I Dewa Agung Gede Purnama selaku Penyuluh Perindag Ahli Muda dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan. “Saya sangat setuju dengan pentingnya keberlanjutan dalam industri ini. Saya sangat bersyukur bisa dilibatkan dalam acara inisiatif ini. Saya melihat kualitas produk yang dihadirkan cukup bagus, hanya saja legalitas dan pemasarannya masih belum jelas. Saya ingin memfasilitasi proses legalitasnya, agar produk yang tersebar lebih bervariasi dan terjamin.”
Tim TRI Cycle selalu percaya bahwa selama hidup, kita akan terus memproduksi dan mengkonsumsi, sehingga penting untuk menemukan cara agar kita tetap dapat mengkonsumsi sambil tetap peduli terhadap lingkungan. Berkaitan dengan itu, SFF2024 juga melakukan launching Rekynd Project. Rekynd Project adalah sebuah inisiatif baru dari Tri Cycle yang bertujuan mengurangi limbah fashion yang semakin meningkat. Inisiatif ini berfokus memberikan dampak positif terhadap pengelolaan limbah tekstil secara lebih efisien dan bertanggung jawab. “Inisiatif ini berangkat dari keresahan kami terhadap kerusakan lingkungan yang semakin parah.” ungkap Annisa Fauziah, selaku Event Leader SFF 2024 sekaligus Founder TRI Cycle. Selengkapnya mengenai Rekynd project dapat dilihat di https://rekynd.tricycle.co.id/. Beliau juga berharap, melalui SFF 2024, lebih banyak orang akan terinspirasi untuk beralih ke praktik fashion yang lebih berkelanjutan.
Dengan misi yang sama, SFF2024 juga menggandeng berbagai tenant dan kolaborator menarik untuk menyuarakan skena fesyen yang berkelanjutan. Terdapat 48 yang turut meramaikan SFF2024. Beberapa diantaranya adalah Kunang Jewelry yang menampilkan jewelry cleaning dan Waiki Tekstil yang menampilkan produk batik dari bahan alami. Salah satu kolaborator berasal dari Belanda, Bobbinhood juga datang meramaikan SFF2024. Terkenal dengan seni screenprinting, Bobbinhood akan membuka stand dan workshop untuk memperkenalkan screenprinting kepada masyarakat Bali yang lebih luas.
Tak hanya itu, SFF2024 menyuarakan sustainabilitas dengan menyediakan Repair Corner dimana pengunjung bisa menjahit atau mengkreasikan bajunya yang robek atau rusak. Menggandeng 2 penjahit lokal, pengunjung bisa berdiskusi dan mengkreasikan bajunya agar terlihat fresh seperti baru. “Ini merupakan kali pertama bagi kami mengikuti acara seperti ini. Saya merasa sangat senang karena bisa terlibat dalam sebuah acara yang tidak hanya berfokus pada fashion, tetapi juga pada keberlanjutan dan dampaknya terhadap lingkungan,” ungkap Ibu Ela yakni salah satu penjahit di SFF2024.
Pada akhirnya, Sustainable Fashion Fest 2024 diharapkan dapat memberikan angin segar pada skena fesyen di Indonesia. Disponsori oleh Inivie dan ASEAN Foundation melalui program ASEAN Social Enterprise Development Programme 3.0, SFF2024 bisa menjadi ruang pertemuan dan diskusi menarik untuk menyebarkan informasi terkait konsumsi fesyen yang lebih bertanggung jawab. Melalui SFF2024, diharapkan ruang kolaborasi semakin terbuka untuk membicarakan fesyen berkelanjutan di masa depan. (rls)