Denpasar (29/7) – Sustainable Fashion Festival (SFF) kembali hadir di tahun 2025 dan akan diselenggarakan pada 2–3 Agustus 2025 di The Ambengan Tenten, Denpasar. Berbeda dari acara sebelumnya, kali ini Rekynd dan TRI Cycle melakukan rangkaian kegiatan sebelum hari H festival, yaitu kegiatan bersama siswa-siswi di SMPN 5 Abiansemal, Badung (28/7) dan bazar amal di Sungai Watch Community Center, Tabanan (29/7). Seluruh rangkaian kegiatan ini melibatkan para youth volunteers dari 10 negara ASEAN, termasuk Indonesia.
Kunjungan ke SMPN 5 Abiansemal, bertujuan untuk memperkenalkan konsep sustainable fashion kepada 1.050 generasi muda sejak dini. Pada sesi awal, siswa belajar tentang konsep fesyen berkelanjutan, termasuk bagaimana memilih pakaian yang baik berdasarkan jenis kain mulai dari bahan alami seperti katun dan linen hingga kain sintetis seperti polyester, serta memahami dampak produksinya terhadap lingkungan. Mereka juga dikenalkan pada cara menangani limbah pakaian agar tidak berakhir sebagai sampah.
Kegiatan kemudian berlanjut ke dua agenda utama. Pertama, pelatihan penyortiran pakaian bekas yang diikuti oleh siswa-siswi OSIS. Mereka belajar memilah pakaian berdasarkan kualitas dari pakaian bekas yang dikumpulkan. Kegiatan ini dilakukan karena SMPN 5 Abiansemal bekerjasama dengan Rekynd untuk mengumpulkan pakaian bekas layak pakai untuk didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Agenda kedua adalah workshop upcycling. Sebanyak 350 siswa diajarkan membuat gantungan kunci dari potongan pakaian bekas. Aktivitas ini tidak hanya mengasah kreativitas, tapi juga membangun kesadaran tentang potensi reuse dalam kehidupan sehari-hari. Kehadiran youth volunteers juga menambah semarak sesi workshop ini, karena mereka yang mengajarkan para siswa tahapan-tahapan membuat gantungan kunci tersebut. Para siswa merasa senang meskipun sempat kebingungan karena perbedaan bahasa yang digunakan pada saat workshop, namun ternyata mereka bisa membuat berbagai karya yang melebihi ekspektasi para youth volunteers. Para youth volunteers juga merasakan pengalaman yang berharga selama kegiatan ini.
Kegiatan berlanjut pada hari berikutnya dengan bazar amal yang digelar di Sungai Watch Beraban. Acara ini menjadi bagian dari upaya SFF 2025 dalam mendorong konsumsi yang lebih bijak dan inklusif. “Kami menginisiasi acara ini karena percaya bahwa pakaian layak pakai seharusnya bisa diakses oleh siapa saja, tanpa memandang latar belakang ekonomi. Ini adalah langkah kecil menuju fesyen yang lebih adil dan berkelanjutan.” Jelas Lucia Mira, Co-Founder Rekynd. Kegiatan ini memberikan pemahaman atas pentingnya membuka akses terhadap pakaian layak pakai sebagai bagian dari keadilan sosial dan pengurangan limbah fesyen.
“Harapannya, kegiatan ini tidak hanya membantu mereka yang membutuhkan, tetapi juga menginspirasi masyarakat luas untuk mulai melihat pakaian bekas sebagai sesuatu yang bernilai dan penuh cerita. Selain itu juga harapan kami dapat mengurangi limbah pakaian yang langsung dibuang ke TPA atau Tempat Pembuangan Akhir. Ya, daripada ke TPA, lebih baik kita berikan kepada yang membutuhkan” tambah Lucia Mira.
Bazar ini melibatkan 10 orang youth volunteers yang bekerja bersama sejak tahap persiapan hingga pelaksanaan. Mereka melakukan set-up area bazar, menyortir dan menata pakaian, serta melayani para pembeli secara langsung. Pakaian dijual dalam dua kategori, harga Rp 5.000,- dan Rp 10.000,- yang telah dikurasi berdasarkan kelayakan, tren, dan bahan.
“Aku sangat suka kegiatan ini. Aku juga suka kontribusi yang dilakukan oleh para youth volunteer mulai dari menyortir pakaian hingga menyebarkan flyer ke masyarakat sekitar untuk menarik pengunjung. Aku benar-benar belajar banyak hari ini” ujar Yaya, youth volunteer dari Malaysia. Keterlibatan pemuda ASEAN dalam kegiatan seperti ini mencerminkan semangat kolaborasi lintas negara dalam menciptakan perubahan nyata di industri fesyen.
Bazar ini juga mendapat dukungan dari Sungai Watch, organisasi yang berfokus pada pembersihan sungai dari sampah, serta TUKR, mitra lokal yang bergerak dalam layanan energi terbarukan, khususnya pengumpulan dan daur ulang Used Cooking Oil (UCO) menjadi biodiesel dan bahan bakar jet yang berkelanjutan. Pengunjung juga bisa mendapat olahan minyak tersebut seharga Rp. 5.000,-/liter.
“Sungai Watch dan Rekynd sama-sama bergerak di bidang sustainability, kita memang saling mendukung. TUKR senang sekali karena bisa langsung bertemu warga lokal, jadi kita bisa memperkenalkan TUKR ke khalayak yang lebih luas ” ungkap Azin dari TUKR.
“Harapannya, semoga kegiatan ini scoup-nya bisa lebih luas lagi. Limbah pakaian itu kan sulit terurai ya, jadi setelah ikut kegiatan ini bisa lebih paham kalau limbah pakaian/tekstil itu jangan dibuang sembarangan apalagi sampai mencemari sungai.” tambah I Nyoman Mudita atau akrab dipanggil Pak Man, Community Leader, Sungai Watch Community Center.
Acara berlangsung dari pukul 09.00 – 15.00 WITA. Selain membuka akses pakaian bagi masyarakat, acara ini juga berhasil menyelamatkan pakaian “bekas” namun masih layak pakai dari potensi menjadi limbah. Wulan, salah satu penerima manfaat, menuturkan kesannya terhadap kegiatan ini. Ia menyatakan bahwa kegiatan ini cukup bagus karena pakaian yang ada murah-murah. Awalnya ia hanya penasaran, namun ternyata ia justru membeli cukup banyak pakaian. Seluruh hasil penjualan disalurkan kembali untuk mendukung program keberlanjutan dan inisiatif sosial dari Rekynd dan TRI Cycle. Keterlibatan aktif anak muda ASEAN serta kolaborasi berbagai pihak menjadikan kegiatan ini lebih dari serangkaian acara Sustainable Fashion Festival 2025. Ini adalah bukti nyata komitmen bersama untuk membangun masa depan fesyen yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Sustainable Fashion Festival 2025 diharapkan menjadi wadah refleksi dan aksi nyata menuju sistem fesyen yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Informasi lebih lanjut mengenai festival serta pembelian tiket dapat diakses melalui situs resmi: sff.tricycle.co.id.