Bali (7/12) – Suara ketukan palu dan kemerincing aksesoris mengudara di area Sustainability Fashion Fest (SFF2024) 2024. Tak hanya menampilkan bazaar fesyen menarik, SFF2024 juga membuka kesempatan untuk pengunjung belajar dan mempraktekkan langsung berbagai teknik dalam sustainable fashion. Dengan tema #WearTheChange, acara ini mendorong semua pihak untuk lebih peduli terhadap lingkungan melalui workshop ecoprint bersama API Institute, workshop sablon dengan Bobbinhood, dan workshop pembuatan perhiasan dari limbah bersama Kunang Jewelry.
Bersama API Institue, peserta workshop diajak bermain games dari Ecogames untuk melatih mindfulness. Peserta diminta untuk mencari, melihat dan merasakan tumbuhan sekitar La Brisa Canggu sesuai dengan wheels chart yang ditunjukkan. Hal ini dilakukan untuk melatih rasa cukup serta tidak berlebihan mengambil hasil alam. “Kami ingin menumbuhkan kesadaran untuk be mindful terhadap apa yang kita ambil, termasuk ketika kita mengambil dari alam,” ucap Auditya Sari, founder API Institute.
Setelah mendapatkannya, peserta akan diberikan sebuah palu, potongan kain putih dan daun atau bunga yang tadi sudah ditemukan. Kemudian daun dan bunga diletakkan di kain putih dan dilapisi plastik. daun diketuk-ketuk palu kayu pelan sehingga sari warna dari tumbuhan keluar dengan sendirinya. Teknik inilah yang disebut dengan Ecoprint. “Ecoprint ini sebuah bentuk slow fashion, butuh waktu dan ketenangan sehingga hasil akhirnya menyesuaikan emosi yang kita rasakan saat itu,” tambah Sari.
Di sebelahnya, gemerincing beads dari workshop jewelry making dari Kunang Jewelry juga mengisi riuh SFF2024. Dian Suri Handayani, fasilitator sekaligus founder Kunang Jewelry sedang mengajarkan peserta membuat bag charm. Memanfaatkan beads dari kaca dan kain perca, workshop ini memperkenalkan pembuatan aksesori dan perhiasan dari limbah fesyen. “Jadi beads-nya itu berasal dari pecahan kaca yang sudah dianggap residu. Kita beli lalu memprosesnya menjadi beads ini. Semua zero waste, tidak ada proses amplas ataupun cetak, dan warnanya kami pakai residu sampah plastik,” jelasnya.
Menariknya, peserta workshop ini bukan hanya perempuan,tapi juga laki-laki. Salah satu peserta bernama Rayhan mengungkapkan, mengikuti workshop ini sangat menyenangkan karena fasilitator juga memberikan referensi sehingga ia tahu mau buat apa. “Yang ini lumayan unik karena aku baru tahu beads-nya dari limbah kaca, sebelumnya cuma tahu dari kunci bekas gitu misalnya lalu dilelehkan. Hasil akhirnya juga sangat bagus sehingga terlihat menarik juga,” ceritanya.
Terakhir, ada workshop screenprint atau sablon dari Bobbinhood. Terkenal sebagai usaha sosial dari Belanda sejak tahun 2016, Bobbinhoon mengajarkan tentang sablon yang ramah lingkungan dan bisa dilakukan di rumah. Inisiatif ini dimulai ketika anak founder Bobbinhood, Barbara De Ru memiliki noda di bajunya. Berkreasi dengan itu, dia membentuk pola serta gambar yang bisa menutupi noda itu. “Saat aku bekerja menjadi fashion designer, aku mulai tidak nyaman dengan industri fashion. Anakku kemudian bertanya, “bagaimana kamu tak suka pekerjaanmu?” Hal ini yang membuatku beralih ke sustainable fashion yang lebih memperhatikan kelestarian lingkungan,” ceritanya.
Antusiasme peserta pun menjadi pengalaman menarik bahkan untuk Bobbinhood sendiri. Dibandingkan dengan workshop yang lain, mereka merasa peserta di SFF2024 ini sangat kreatif dan sangat percaya diri. “Orang-orang tanpa ragu ingin melakukan ini dan energinya sangat terasa. Kami merasa sangat beruntung memfasilitasi dan belajar bersama mereka,” ungkap Dani Van Oefflen sebagai salah satu fasilitator Bobbinhood.
Kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak telah menjadi kunci keberhasilan Sustainable Fashion Fest 2024 (SFF 2024). Melalui workshop-workshop inovatif seperti ecoprints, screenprints, dan membuat perhiasan dari limbah, SFF 2024 telah menunjukkan bahwa bersama-sama kita dapat menciptakan perubahan nyata dalam industri fesyen. Dengan dukungan dari Inivie (https://inivie.com) dan ASEAN Foundation melalui program ASEAN Social Enterprise Development Programme 3.0, SFF 2024 telah membuka jalan bagi terciptanya ekosistem fesyen yang lebih berkelanjutan di Indonesia. (rls)