Bali (7/12) – Clothes Swap Party (CSP) atau Pesta Tukar Pakaian akhirnya diadakan kembali oleh TRI Cycle. Menjadi bagian dari Sustainable Fashion Fest 2024 (SFF2024), pesta ini sudah diadakan sebanyak 12 kali di berbagai daerah seperti di Jakarta dan Bali. Tahun ini, CSP diadakan sedikit berbeda dengan kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya.
“CSP tahun ini berbeda karena pengunjung harus memiliki e-token, jadi sensasinya seperti membeli baju biasanya,” ujar Eve, Clothes Swap Manager di SFF2024. Menurutnya, antusiasme peserta juga sangat besar. Hal ini terlihat dari jumlah baju yang ditukar per pengunjung bisa mencapai 4-5 baju per orang. Walaupun tahun ini pengunjung harus membeli e-token seharga Rp5.000,-, hal tersebut tidak mengurangi antusiasme pengunjung menukar pakaiannya. Terlihat banyak jenis baju yang diterima seperti kemeja, celana panjang, dress, dan baju lainnya. Total terkumpul 1300+ pakaian dan 358 diantaranya sudah menemukan ‘rumah’ baru untuk dikenakan kembali.
Penyetoran baju dibuka dari jam 10.00 hingga 16.00 WITA. Satu-satu baju diseleksi untuk dilihat apakah ada lubang atau noda menempel disana. Jika iya, baju bisa didonasikan atau dikembalikan ke pemiliknya. Menariknya, pengunjung juga bisa pergi ke Repair Corner di SFF2024. Festival ini menyediakan 2 penjahit yang siap memperbaiki dan mengkreasikan jahitannya agar pakaian kembali apik. Setelah itu, di jam 17.30 Clothes Swap Party dimulai. Peserta dari berbagai kalangan berdiri di depan gate, bersiap menyerbu pakaian yang sudah dikurasi. Mereka dapat mengambil baju-baju tersebut sesuai dengan jumlah e-token yang dimiliki.
“Fashion is timeless. Jadi aku senang sekali ikut acara ini untuk memberikan rumah baru pada baju-baju yang kusuka” cerita Ari, salah satu pengunjung SFF2024. Menurutnya, ini termasuk sangat worth it karena hanya dengan RP5.000,- ia bisa mendapat pakaian dengan kualitas yang tidak kalah dengan yang baru. Pengunjung lain bernama Dhia juga merasa senang untuk mengikuti CSP. Sebagai salah satu peserta setia CSP dari tahun ke tahun, Dhia merasa acara ini juga membuka kesempatannya untuk bertemu bukan hanya baju baru, tapi juga orang-orang baru yang passionate di isu sustainabilitas. “Semoga kita bisa terus melihat acara seperti ini demi mengurangi limbah fesyen dan melestarikan lingkungan hidup,” harapnya.
Sebagai acara utama dalam rangkaian Sustainable Fashion Fest 2024, Clothes Swap Party menjadi kegiatan menyenangkan untuk menyebarkan informasi terkait fesyen berkelanjutan di Bali. Dengan tujuan utama mendorong perubahan menuju praktik fesyen yang lebih berkelanjutan, SFF2024 hadir sebagai angin segar di dunia mode Indonesia. Didukung oleh Inivie (https://inivie.com) dan ASEAN Foundation, acara ini menjadi platform bagi para desainer, produsen, dan pecinta mode untuk berdiskusi dan berkolaborasi. Melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan, diharapkan SFF2024 dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengadopsi gaya hidup konsumsi fesyen yang bertanggung jawab dan mendorong terciptanya ekosistem fesyen yang lebih ramah lingkungan di masa depan. (rls)
TRI Cycle adalah usaha sosial yang berbasis di Bali, Indonesia, yang fokus pada pengurangan limbah tekstil dan mendorong konsumsi yang lebih sadar. Berdiri sejak tahun 2016, TRI Cycle terinspirasi oleh filosofi Tri Hita Karana, yang menekankan harmoni antara manusia, lingkungan, dan spiritualitas. Dengan menggunakan bahan tekstil berkelanjutan seperti seprai bekas dan tekstil organik, TRI Cycle menciptakan berbagai produk ramah lingkungan, termasuk bandana, tas tote, dan peralatan rumah tangga, yang dibuat oleh pengrajin lokal. Melalui kampanye #WearTheChange, TRI Cycle mengajak masyarakat orang-orang untuk menjadi konsumen fesyen yang lebih bijak dengan membeli produk fesyen yang “baik” dan mendaur ulang pakaiannya. Sebagai bisnis yang dipimpin perempuan, TRI Cycle juga berfungsi sebagai platform komunitas untuk mempromosikan mode berkelanjutan melalui lokakarya, acara pertukaran pakaian, dan kemitraan strategis.
Website: www.tricycle.co.id | Instagram: www.instagram.com/tricycle.id
Tiga dekade setelah ASEAN didirikan, para pemimpin ASEAN menyadari bahwa: masih terdapat kesenjangan kesejahteraan bersama, kesadaran ASEAN, dan kontak di antara masyarakat ASEAN. Keprihatinan inilah yang mendorong para pemimpin ASEAN mendirikan ASEAN Foundation ketika KTT Peringatan 30 Tahun ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, pada tanggal 15 Desember 1997. ASEAN Foundation merupakan organisasi dari dan untuk masyarakat ASEAN. ASEAN Foundation berdiri karena satu visi: membangun komunitas ASEAN yang kohesif dan sejahtera. Sebagai badan ASEAN, organisasi ini bertugas untuk mendukung ASEAN terutama dalam mempromosikan kesadaran, identitas, interaksi, dan pengembangan masyarakat ASEAN. Untuk informasi lebih lanjut tentang ASEAN Foundation, kunjungi: www.aseanfoundation.org
Melanjutkan keberhasilan ASEAN SEDP 1.0 di 2021 dan ASEAN SEDP 2.0 di 2023, ASEAN Foundation dengan dukungan dari TikTok dan SAP, kini meluncurkan program ASEAN SEDP 3.0 di tahun 2024. Program ini bertujuan untuk mendukung pengembangan kewirausahan sosial (social enterprise) di ASEAN dengan cara mendorong produktivitas, teknologi, dan inovasi, memperluas akses pendanaan, meningkatkan jangkauan pasar, serta memajukan kewirausahaan dan pengembangan sumber daya manusia. Terdapat 30 social enterprises yang berasal dari negara anggota ASEAN, yang mengikuti program ASEAN SEDP 3.0. Untuk informasi lebih lanjut tentang ASEAN SEDP 3.0, kunjungi: aseansedp.org